Salah satu instrumen investasi yang masih terbilang kurang familiar bagi masyarakat adalah waran. Padahal, waran bisa menjadi pilihan investasi yang sangat potensial untuk Anda pilih. Untuk itu, Anda bisa lebih memahami apa itu waran saham dalam duni investasi dengan membaca artikel berikut ini. Yuk, simak informasi selengkapnya!
Mengenal Apa Itu Waran Saham

Waran atau warrant merupakan salah satu instrumen investasi yang bisa Anda pilih di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada dasarnya, waran adalah sebuah hak milik pemegang saham untuk membeli sejumlah jenis saham biasa pada satu level harga eksekusinya di masa mendatang. Apa maksud harga eksekusi? Maksudnya adalah harga yang penentuannya oleh emiten atau perusahaan saham itu sendiri untuk masa depan.
Jika memiliki hak waran ini, investor bisa menebus atau membeli saham dengan harga yang bisa saja jauh lebih murah. Hal ini yang membuat keuntungan dari waran bisa jauh berkali-kali lipat daripada saham biasa. Perlu Anda ketahui juga bahwa jenis instrumen ini masuk dalam golongan derivatif, sebab waran pada dasarnya adalah produk turunan dari saham.
Bagi para investor saham yang sudah berpengalaman, mungkin warrant bukanlah hal yang baru. Namun, memang tidak semua dari mereka memiliki dan paham mengenai apa itu waran saham. Waran juga bisa memberikan potensi keuntungan yang besar dan berkali-kali lipat daripada dengan instrumen saham biasa.
Baca Juga: Tips dan Cara Bermain Saham Online yang Untung dan Efektif!
Resiko dan Karakteristik dari Waran
Setelah memahami apa itu waran saham, Anda juga harus mengetahui apa saja resiko dan karakteristikk dari waran itu sendiri. Jadi, sebagai produk turunan dari saham, waran juga memiliki karakteristik dan resiko yang berbeda dari saham. Resiko dari waran adalah nilai fluktuasi yang sangat besar.
Karena bukan merupakan produk yang riil seperti saham, otomatis ada resiko yang harus Anda hadapi ketika memilih waran sebagai instrumen investasi. Sebab, produk waran hanyalah sebuah “hak untuk membeli saham”. Harga dari waran akan jauh lebih fluktuatif daripada saham. Jadi, meski potensi keuntungan yang bisa waran berikan memang besar, namun resikonya juga akan besar pula.
Apabila Anda membeli saham, maka Anda sama dengan memiliki hak pada aset perusahaan tersebut. Meskipun jumlah saham yang Anda miliki sedikit, namun Anda tetap memiliki hak atas perusahaan tersebut. Namun, hal ini tidak akan berlaku jika Anda berinvestasi di waran. Harga dari waran juga akan sangat terpengaruh dengan kondisi fundamental perusahaan yang menerbitkan waran tersebut. Selain itu, beberapa kriteria dari waran adalah:
1. Memiliki Umur
Kriteria dari waran yang pertama adalah memiliki umur. Para pemilik waran akan selalu berpikir untuk menjual waran dengan segera. Sebab, jika semakin dekat dengan tanggal jatuh tempo maturity date, harga waran bisa menjadi turun bahkan berpotensi sampai menjadi nol (0). Apalagi jika Anda tidak segera menebus waran tersebut, maka waran tersebut bisa hangus.
Oleh karena itulah, jika Anda ingin melakukan trading waran, maka sebisa mungkin untuk selalu fokus dengan kenaikan harga waran setiap saatnya. Jangan sampai Anda terlambat untuk menjual waran karena apabila harganya turun, harga dari waran juga bisa turun semakin dalam lagi dan akhirnya hangus.
2. Bukan Termasuk Aset yang Riil
Dalam memahami apa itu waran saham, maka Anda juga harus selalu ingat bahwa waran bukanlah suatu aset keuangan yang riil. Ini hanyalah suatu hak yang bisa investor dapatkan untuk membeli saham. Tentunya berbeda dengan saham yang merupakan produk aset keuangan yang riil dan bisa Anda miliki.
3. Memiliki Capital Gain
Karena merupakan produk turunan dari saham, maka saat Anda berinvestasi di waran, Anda juga akan mendapatkan keuntungan berupa capital gain. Waran bisa Anda transaksikan di pasar reguler, oleh karena itu harga dari waran juga tergolong naik turun. Anda juga bisa memanfaatkan fluktuasi harga dari waran tersebut untuk melakukan pengambilan keuntungan atau profit taking. Dengan begitu, capital gain bisa Anda dapatkan dari selisih harga ketika membeli dan menjual waran.
4. Perdagangan Waran Tidak Mengenal Auto Reject
Istilah auto reject akan Anda temukan dalam kegiatan investasi saham. Proses ini akan berlangsung ketika pergerakan harga saham sudah memasuki proses yang tidak wajar. Maksudnya, saat harga saham tiba-tiba naik atau turun secara drastis dan terus menerus, maka proses auto reject bisa terjadi.
Umumnya, dalam investasi saham, batasan dari auto reject ini adalah ketika harga saham naik atau turun sebesar 35%. Namun, dalam waran Anda tidak akan menjumpai proses auto reject. Artinya, harga dari waran bisa saja naik atau turun hingga mencapai ratusan bahkan ribuan persen. Contoh kasus ini bisa Anda amati pada kejadian di tahun 2019 lalu.
Saat itu, PT Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA-W) yang memiliki Waran Seri I, pernah mengalami anjlok harga hingga 96% saat pembukaan harga di Rp.490 dan menjadi Rp. 19 pada sesi perdagangan pertama mereka. Namun, hal ini berbalik pada sesi perdagangan kedua. Kurang dari waktu 1 jam saja, harga dari dari waran kembali naik lagi hingga presentase 1.700%, dari harga Rp. 19 menjadi Rp. 350. Sangat besar bukan fluktuasinya?
Apa yang Mempengaruhi Harga Waran
Setelah memahami apa itu waran saham, Anda juga harus memahami faktor apa saja yang memberikan pengaruh pada harga waran. Jadi, secara umum harga waran akan terpengaruh oleh 3 (tiga) hal. Hal tersebut meliputi volatilitas harga saham, tingkat suku bunga yang bebas resiko, dan waktu jatuh tempo.
Volatilitas harga saham yang menjadi dasar produk waran tentu turut mempengaruhi pergerakan harga waran itu sendiri. Jika memang volatilitas saham sedang tinggi, maka semakin tinggi pula nilai spekulatif, dan sebaliknya.
Selain itu, tingkat suku bunga yang bebas resiko juga mempengaruhi harga waran. Sebab, jika tingkat suku bunga bebas resiko semakin tinggi, maka imbal hasil dari tabungan waran juga akan mengalami kenaikan. Begitupun sebaliknya. Terkahir, harga waran juga sangat terpengaruh oleh waktu jatuh tempo.
Waran yang memiliki umur panjang, maka nilai spekulatif dari waran tersebut juga akan semakin tinggi. Hal ini juga berlaku sebaliknya. Apabila waran memiliki umur yang pendek, maka semakin rendah pula nilai dari waran.
Perbedaan Waran dan Saham serta Contoh Waran

Meski menjadi produk turunan dari saham, namun perlu Anda garis bawahi bahwa waran dan saham bukanlah produk yang sama. Sebab, ada beberapa hal mendasar yang membedakan kedua jenis instrumen investasi ini. Inilah beberapa perbedaan tersebut:
1. Hak Kepemilikan
Seperti yang Anda ketahui, saat membeli saham maka Anda otomatis akan memiliki hak untuk turut andil dalam proses perkembangan perusahaan. Khususnya pemilik saham mayoritas. Sementara itu hal ini tidak akan berlaku jika Anda memiliki waran. Sebagai pemilik waran, Anda bukanlah anggota atau bagian dari perusahaan emiten. Melainkan hanya pihak yang memiliki hak untuk membeli saham dalam harga tertentu saja.
2. Masa Berlakunya
Anda juga sudah tahu bahwa saham tidak memiliki jangka waktu atau masa berlakunya. Sedangkan hal ini berbandung terbalik dengan waran. Ketika membeli waran, maka waran memiliki kadaluarsa atau batas waktunya tersendiri.
3. Kewajiban Penerbitannya
Hal yang membedakan waran dan saham yang terakhir adalah kewajiban penerbitannya. Saham harus terbit dan diberikan pada para pemegang saham. Namun, hal ini berbeda dengan waran. Sebuah perusahaan emiten tidak akan memiliki kewajiban untuk menerbitkan atau membuat waran. Sebab, sifat dari waran hanyalah sebagai pemanis yang berguna untuk menarik investor supaya mau berinvestasi dan membeli saham dari perusahaan tersebut.
KSEI juga memiliki daftar waran yang bisa masyarakat beli. Beberapa contoh waran tersebut adalah waran:
- Seri I Andalan Sakti Primaindo Tbk (ASPI-W): jatuh tempo 16 Februari 2023
- Waran Seri I Agro Yasa Lestasi Tbk (AYLS-W): jatuh tempo 11 Februari 2021
- Seri IV Bank MNC Internasional Tbk (BABP-W3): jatuh tempo 20 Juni 2023
Itulah informasi seputar apa itu waran selengkapnya. Mulai dari pengertian, kriteria, resiko, perbedaannya dengan saham, hingga contohnya. Semoga informasi ini bisa membantu Anda sebagai investor dalam memilih instrumen investasi yang terbaik untuk Anda ambil ya.