Dalam kegiatan investasi, laporan keuangan dari perusahaan emiten adalah segalanya. Seorang investor harus paham dan menguasai cara membaca laporan keuangan saham dengan baik. Mengapa? Sebab, dari laporan keuangan inilah Anda bisa melihat apakah saham memiliki prospek yang bagus atau tidak. Selain itu, laporan keuangan juga bisa menjadi bahan pengambilan keputusan terkait investasi. Apakah mau menjual saham, menahan saham, atau membeli saham.
Sayangnya, banyak investor yang tidak menyadari pentingnya laporan keuangan perusahaan. Akibatnya keputusan investasi yang mereka ambil seringkali tidak tepat dan malah berujung rugi. Tentu hal ini akan sangat merugikan Anda sebagai investor. Untuk itu, beberapa cara membaca laporan keuangan saham berikut ini bisa menjadi referensi Anda agar bisa menguasai laporan keuangan dengan baik.
10 Cara Membaca Laporan Keuangan Saham
Inilah beberapa cara membaca laporan keuangan yang bisa Anda simak:
1. Nilai ROE (Return on Equity) atau Lebih
Ketika menjumpai sebuah laporan keuangan perusahaan, maka Anda akan menjumpai angka ROE atau Return on Equity. Angka ROE ini akan menggambarkan tingkat pengembalian investasi yang akan investor dapatkan. Dalam kegiatan analisis fundamental, maka ROE adalah indikator utamanya. Untuk itu, dalam membaca nilai ROE ini Anda tidak boleh sembarangan.
Setiap keuntungan sebesar Rp.1.000 maka akan menghasilkan keuntungan bersih minimal sejumlah 15% atau lebih dalam 1 tahun. Apabila ROE perusahaan mencapai angka 15% atau lebih, maka besar kemungkinan perusahaan memiliki kondisi ekonomi yang bagus. Akan tetapi jika angka ROE berada kurang dari 15% artinya perusahaan termasuk kurang menguntungkan untuk investasi. Jadi sebaiknya, urungkan niat Anda untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.
2. Ekuitas Naik dan Laba Bersih

Cara membaca laporan keuangan saham selanjutnya adalah dengan melihat angka ekuitas dan laba bersihnya. Sebuah perusahaan yang bagus, maka akan memiliki nilai laba bersih yang naik. Hal ini juga berlaku pada nilai ekuitasnya.
Anda bisa membandigkan nilai ekuitas dan laba ini dengan periode sebelumnya untuk melihat apakah nilainya naik atau turun. Jika nilai laba bersih dan ekuitas naik, maka perusahaan tersebut bisa Anda jadikan pilihan untuk investasi. Namun jika sebaliknya, maka urungkan niat Anda untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.
3. Utang Usaha
Sebuah perusahaan juga pasti akan memiliki utang untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Nah, di dalam laporan keuangan juga pasti akan tercantum nilai utang usaha tersebut atau bisa juga Anda kenal dengan liabilitas. Prinsip untuk membaca utang, jika nilai utangnya lebih besar daripada ekuitas maka Anda perlu berhati-hati.
Sebab, perusahaan yang memiliki kondisi keuangan baik akan memiliki utang usaha yang kecil atau paling tidak sama dengan ekuitas. Meski begitu, Anda juga harus paham bahwa tidak semua laporan keuangan perusahaan bisa Anda lihat kondisi keuangannya hanya dengan besarnya utang.
Pasalnya, ada juga yang menganggap wajar apabila nilai utang perusahaan sama dengan nilai ekuitasnya. Jadi, pastikan untuk menganalisis lebih jauh agar bisa Anda temukan keadaan ekonomi perusahaan yang sebenarnya.
4. Pembayaran Dividen
Dalam dunia investasi saham, dividen adalah hal yang sangat penting. Dividen merupakan keuntungan yang akan investor peroleh dari hasil laba perusahaan. Nah, perusahaan yang bagus dan kuat akan mencantumkan nilai dividen yang mereka bagikan pada investor.
Setidaknya investor akan memperoleh angka 30% sampai 40% untuk pembagian dividen. Jika angka dividen kurang dari presentase itu, maka pertimbangkan lagi untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Carilah perusahaan yang membagikan dividen dengan imbang, dalam arti tidak terlalu besar namun juga tidak terlalu kecil.
Dengan data dividen ini Anda juga bisa melihat kebenaran atau keabsahan jumlah laba yang perusahaan peroleh. Sebab ada kasus dimana perusahaan menulis laba bersih akan tetapi investor tidak mendapatkan dividen. Maka nilai laba bersih itu masih perlu dipertanyakan kebenarannya jika tidak membagi dividen sama sekali ke investor.
5. Utang Bank yang Kecil
Cara membaca laporan keuangan saham selanjutnya adalah dengan melihat utang bank. Berbeda dengan utang usaha biasa, perusahaan yang baik akan memiliki utang bank namun jumlahnya kecil. Sebab, jika terlalu besar bunga yang bank bebankan bisa mengurangi jumlah laba bersih perusahaan.
Jadi apabila nilai utang bank perusahaan semakin besar, maka semakin sedikit pula nilai laba bersih yang bisa perusahaan dapat. Untuk itu, Anda harus mencermati jumlah utang bank ini. Jangan sampai perusahaan yang Anda pilih untuk investasi justru tidak mampu mendapatkan laba bersih yang maksimal karena terbebani dengan utang bank yang terlampau besar.
6. Asset Turn Over (ATO) yang Besar
Komponen lain yang harus Anda perhatikan dalam membaca laporan keuangan adalah nilai ATO atau Asset Turn Over. Sebuah perusahaan yang bagus maka akan memiliki nilai ATO yang tinggi juga. Nah, untuk mengetahui angka ATO ini Anda bisa menghitungnya sendiri dengan sangat mudah.
Rumusnya adalah dengan membagi nilai penjualan atau pendapatan dengan nilai total aset perusahaan. Jika hasilnya besar, maka besar kemungkinan kinerja dari perusahaan tersebut bagus. Untuk itu, selalu pastikan memilih saham yang memiliki angka ATO yang besar.
7. Saldo Laba yang Positif

Cara membaca laporan keuangan saham selanjutnya adalah nilai saldo laba yang positif. Ketika melihat laporan keuangan, Anda akan melihat nilai tambahan modal yang disetor, nilai modal disetor, serta nilai saldo laba. Nah, dalam melihat saldo laba maka pastikan nilai dari saldo laba tersebut adalah positf bukan negatif.
Selain itu, ketika Anda menjumlahkan saldo laba nilainya harus lebih besar daripada total modal yang disetor. Karena hal ini bisa menjadi indikasi bahwa suatu perusahaan memiliki pertumbuhan yang bagus dan stabil. Apabil nilai saldo laba minus, maka perusahaan tersebut belum bisa bekerja secara optimal dan selalu mendapatkan nilai yang negatif.
Ada 2 (dua) kemungkinan yang bisa Anda ingat. Pertama, selama ini memang laba perusahaan tersebut terbilang kecil sehinggga saldo perusahaan hanya stuck pada angka tersebut saja dan tidak berkembang.
Kedua, mungkin perusahaan berhasil mendapatkan laba yang besar. Akan tetapi, laba tersebut habis untuk membayarkan dividen untuk investor sehingga nilai ekuitasnya tidak bertambah. Jadi, pastikan nilai saldo laba ini Anda ketahui dan pilihlah angka yang positif agar investasi berjalan maksmal.
8. Nilai Current Ratio yang Besar
Nilai lain yang harus Anda perhatikan adalah nilai current ratio perusahaan. Perusahaan yang stabil dan bagus akan memiliki total aset yang lebih besar daripada jumlah utang lancar. Apabila hal ini tercapai, maka perusahaan tidak akan mencapai kondisi gagal bayar atau bangkrut. Namun apabila nilai current ratio ini kecil maka kondisi perusahan tidak baik dan bisa saja gagal bayar untuk melunasi semua utangnya.
9. Angka Inventory Turn Over Besar
Komponen lain yang harus Anda perhatikan adalah perihal angka inventory turn over. Dalam laporan keuangan, nilai ini harus besar. Sebab angka ini bisa menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja perputaran ekonomi yang cepat. Artinya, perusahaan bisa mencapai nilai penjualan yang besar dari persediannya.
10. Net Income Margin yang Besar
Sebuah perusahaan harus memiliki margin laba yang bagus. Idealnya, indikator margin yang bagus adalah sekitar 20% untuk perusahaan manufaktur. Sementara untuk perusahaan dagang distribusi nilai margin setidaknya adalah sebesar 10%. Apabila nilainya kurang dari itu, besar kemungkinan jika kondisi keuangan perusahaan sedang tidak baik.
Untuk menghitung nilai margin ini, Anda bisa menggunakan rumus laba bersih yang Anda bagi degan pendapatan atau penjualan. Contohnya perusahaan A memiliki laba bersih sebesar 578 miliar rupiah. Kemudian perusahaan A memiliki nilai penjualan selama 9 bulan sebesar 2,1 triliun. Maka perhitungannya adalah:
(578 milliar : 2,1 triliun x 100%) : 27%
Dengan angka 27% itu, berarti perusahaan A memiliki kondisi keuangan yang bagus. Dengan begitu, Anda bisa berinvestasi di perusahaan A ini. Namun jika perhitungan tadi kurang dari 20% maka sebaiknya jangan berinvestasi di perusahaan A karena keuangannya kurang baik.
Nah itulah beberapa cara membaca laporan keuangan saham yang bisa Anda lakukan. Ingat, bahwa investor yang sukses akan menguasai laporan keuangan sebagai pedoman dalam kegiatan invetasinya. Untuk itu, Anda harus benar-benar menguasai dan memahami cara membaca laporan ini dengan baik. Dengan begitu, setiap keputusan investasi yang Anda ambil sudah tepat dan tidak membawa Anda pada kerugian.