Harga Saham UNVR Terus Merosot, Layakkah Dipilih untuk Investasi?

harga saham UNVR

Salah satu produk saham di Indonesia yang selalu menarik untuk investor perhatikan adalah saham Unilever atau yang memiliki kode saham UNVR. Bukan tanpa alasan, harga saham UNVR tergolong terus merosot dan belum bisa menunjukkan trend yang positif dalam beberapa tahun terakhir ini. Lalu, dengan merosotnya harga saham tersebut, layakkah saham ini menjadi pilihan para investor seperti Anda? Simak analisisnya pada artikel berikut ini!

Profil PT. Unilever Indonesia Tbk.

harga saham UNVR
(sumber gambar: Unilever.co.id)

PT. Unilever Indonesia pada awalnya memiliki nama Lever’s Zeepfabrieken N.V dan berdiri di wilayah Jakarta Utara tepatnya di daerah angke. Perusahaan ini berdiri pada 5 Desember 1933 dengan nama awal tersebut. Kemudian, barulah perusahaan ini berubah menjadi PT. Unilever Indonesia di tahun 1980 dan menjadi PT. Unilever Indonesia Tbk. pada tahun 1997.

Dalam kegiatan operasionalnya, perusahaan ini bergerak pada bidang Fast Moving Consumer Goods (FMCG). Unilever juga memiliki 44 merk dan 9 pabrik besar yang berada di kawasan industri besar di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Mulai dari Jababeka-Cikarang, Rungkut-Surabaya, dan kantor utamanya berada di daerah Tangerang. Jaringan distribusi produk Unilever juga terbilang sangat luas dan sudah bisa menjangkau ratusan ribu toko di seluruh Indonesia dengan produk buatannya.

Perusahaan ini juga menjadikan pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai pusat dari operasional perusahaan. PT. Unilever juga memiliki komitmen untuk meningkatkan dan pengembangkan profesionalisme karyawan sekaligus skill mereka. Sehingga, keseimbangan hidup karyawan, kesejahteraannya, bisa seimbang dengan kontribusi mereka terhadap perusahaan.

Sebagai salah satu perusahaan besar di Indonesia yang produknya banyak masyarakat cari, Unilever juga turut melantai dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). IPO atau penawaran saham pertama mereka terjadi pada tahun 1981 dan sejak Januari 1982, sudah secara resmi terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bahkan, Unilever juga pernah berhasil menjadi perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar keempat di BEI.

Rincian kepemilikan saham dari Unilever yang terbesar adalah milik dari Unilever Indonesia Holding B.V dengan presentase mencapai 85%. Barulah setelah itu kepemilikan saham adalah milik publik dengan nilai presentase 15%.

Baca Juga: Penting Bagi Investor! Pelajari Analisis Fundamental Saham Disini

Pergerakan Harga Saham UNVR 

Terhitung hingga pada tanggal 8 September 2021 ini harga saham UNVR masih menunjukkan tren yang belum positif. Bahkan cenderung turun dan masih sangat fluktuatif. Harga saham UNVR hari ini (8/9) tercatat berada di angka Rp. 4.100. Harga ini mencatatkan nilai merah karena turun sebesar 3.53% dari angka pembukaan harga saham sebelumnya.

Sebagai investor, Anda sudah pasti tidak asing bahwa pandemi yang terjadi pada awal 2020 lalu memang memberikan dampak yang luar biasa termasuk sektor saham. Hal ini jugalah yang terjadi pada Unilever. Meski pada tahun 2020 performa dan kinerja Unilever terbilang cukup bagus, namun hantaman pandemi membuat performanya kembali turun. Pada kuartal III tahun 2020 bahkan Unilever sempat meraih penjualan hingga mencapai nilai 32,4  triliun rupiah.

Performa yang baik ini adalah akibat dari adanya penjualan ritel domestik yang sangat meningkat. Produk yang berbasis pada kebersihan dan kesehatan menjadi kontribusi terbesar untuk peningkatan laba dari Unilever. Meski begitu, kemudian harga saham UNVR terus merosot dan belum menunjukkan kenaikan yang baik sejak 9 September 2020 hingga hari ini.

Harga Saham yang Terus Merosot di Tahun 2021

Seperti yang sudah kami singgung pada bagian sebelumnya, harga saham UNVR memang tidak menunjukkan tren yang positif sejak September 2020. Menurut research analyst BRI Danareksa yaitu Natalia Sutanto, penurunan harga saham ini adalah imbas dari sektor Unilever yang memiliki persaingan ketat dengan berbagai perusahaan dan merk lainnya.

Adanya penerapan PPKM di Indonesia yang membatasi ruang gerak masyarakat untuk memutus rantai penyebaran virus Corona juga menjadi alasan penurunan harga saham UNVR. Selain itu, jika memang Unilever berupaya agar harga sahamnya bisa naik, maka hal itu masih menjadi sebuah PR yang sangat panjang. Alasannya sederhana, karena adanya pandemi, masyarakat akan lebih memusatkan kebutuhan dan pengeluaran mereka pada sektor makanan dan kesehatan.

Sementara itu, seperti yang Anda tahu produk Unilever adalah lebih kepada produk rumah tangga dan perawatan pribadi. Produk semacam ini jelas masih kurang diprioritaskan oleh masyarakat mengingat masih adanya pandemi hingga saat ini. Padahal sektor produk rumah tangga dan perawatan diri memiliki presentase pemasukan terbesar untuk Unilever bahkan mencapai presentase 71%.

Strategi Unilever Mempertahankan Harga Saham di Tengah Pandemi 

Karena terkena dampak yang sangat besar akibat pandemi, Unilever berusaha dengan keras untuk melihat bagaimana cara menstabilkan sahamnya kembali. Hasilnya, perusahaan ini melihat bahwa ada perubahan pola konsumsi yang ada pada masyarakat. Akibat pandemi, saat ini masyarakat lebih cenderung membeli dan mengonsumsi produk yang lebih murah dari segi harga, dan hal inilah yang menjadi celah untuk Unilever.

Caranya, Unilever pada akhirnya membuat banyak sekali portofolio produk yang banyak dan juga meluncurkan kemasan yang lebih ekonomis. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjangkau seluruh kelas ekonomi masyarakat. Masyarakat akan banyak memiliki pilihan dari Unilever yang sesuai dengan budget yang mereka miliki.

Sebagai contohnya, Unilever memiliki produk shampo yang beragam dan memiliki target pasar yang berbeda-beda. Produk pertama adalah shampo Lifebuoy yang peruntukannya adalah untuk masyarakat dengan kelas bawah. Sementara untuk masyarakat kelas menengah, produk shampo yang mereka keluarkan adalah Sunsilk dan Clear. Sedangkan untuk masyarakat kelas atas, Unilever mengeluarkan merk Dove dan juga Tresemme. Adanya banyak portofolio produk inilah yang menjadi strategi agar bisa mengikuti pola perubahan konsumsi masyarakat di masa pandemi.

Tidak hanya mengeluarkan banyak portofolio produk, Unilever juga dengan cepat merespon kebutuhan masyarakat yang di masa pandemi. Pusat dari kebutuhan masyarakat saat ini memang masih berada di produk kesehatan dan kebersihan. Oleh karena itulah, Unilever mengeluarkan produk dengan kategori tersebut seperti Rinso Laundry, Vixal Disenfektan, serta Molto Fabric Spray.

Sulitnya Saham UNVR Bersaing Ditengah Pandemi

harga saham UNVR
(sumber gambar: IDX.co.id)

Strategi dan upaya dari pihak Unilever untuk meningkatkan kinerja merka di masa pandemi memang sangat patut untuk investor apresiasi. Namun, kondisi yang terjadi di lapangan memang harga saham UNVR belum bisa menjadi cermin akan strategi yang perusahaan tersebut lakukan. Buktinya, harga saham UNVR masih berada pada kategori yang merah dan menunjukkan tren yang sangat merosot.

Seorang analis dari Samuel Sekuritas yaitu, Nasrullah Putra Sulaeman juga melihat bahwa strategi yang Unilever lakukan ini hanya berusaha untuk mempertahankan pangsa pasarnya saja. Namun, Unilever juga harus bersaingan dengan ketat bersama kompetitor lain yaitu perusahaan atau emiten yang berada pada sektor sejenis dengan Unilever. Oleh karena itulah, kompetisi dan kinerja dari Unilever masih akan sulit dalam beberapa waktu mendatang.

Selain itu, sentimen negatif berupa daya beli masyarakat yang rendah juga menjadi faktor lain mengapa harga saham UNVR masih sangat merosot. Apalagi ditambah dengan harga komoditi lain yang lebih penting juga merangkak naik sehingga memangkas daya beli masyarakat terhadap produk dari Unilever. Bahkan, merosotnya harga saham UNVR ini banyak ahli prediksi masih akan berlangsung dari 2021 hingga 2024 mendatang.

Lalu, Apakah Layak Saham UNVR untuk Investor Beli? 

Jawabannya adalah kurang disarankan. Para analis dari sekuritas investasi kebanyakan akan menyarankan untuk melakukan hold saham UNVR terlebih dahulu. Hold tersebut berlaku dengan target harga sampai Rp. 5.900 per sahamnya. Namun, apabila harga dari UNVR sudah menyentuh nilai yang lebih rendah dari Rp.4.000 per sahamnya, maka investor bisa mengambil kebijakan dari hold menjadi jual.

Meski begitu, hal ini tetap akan relatif tergantung pada kebijakan dan hasil analisis dari setiap investor dalam mengelola portofolio investasi mereka. Jika memang sebagai investor Anda memiliki profil resiko investasi jangka panjang yang bagus, maka harga saham UNVR saat ini belum membahayakan keuntungan Anda di masa mendatang.

Pasalnya, kondisi pandemi pasti akan menurun dan daya beli masyarakat akan kembali menguat. Namun, jika memang hasil analisis yang Anda buat sebagai investor menunjukkan bahwa saham UNVR sudah tidak potensial untuk Anda miliki, maka jangan membelinya atau bisa mulai menjual saham UNVR untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

Itulah informasi seputar harga saham UNVR yang terus merosot dan menjadi warning bagi para investor. Diharapkan, informasi ini bisa menjadi referensi investasi saham yang baik bagi Anda ya. Semoga bermanfaat!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *