Perbedaan Saham dan Obligasi, Mana yang Paling Menguntungkan?

perbedaan saham dan obligasi

Saham dan obligasi adalah dua jenis dari sekian banyak instrumen investasi yang bisa masyarakat pilih. Sayangnya, selama ini masih banyak orang yang mengganggap bahwa obligasi dan saham itu sama. Padahal saham dan obligasi adalah instrumen yang sangat jauh berbeda. Perbedaan saham dan obligasi sangat penting untuk Anda pahami sebelum memutuskan menggunakan salah satu instrumen ini untuk investasi. Dengan begitu, Anda bisa memilih instrumen mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan profil resiko Anda.

Mengenal Pengertian Saham dan Obligasi 

perbedaan saham dan obligasi
(sumber gambar: detik.net.id)

Sebelum memasuki perbedaan saham dan obligasi selengkapnya, Anda harus memahami terlebih dahulu pengertian kedua instrumen ini. Pada dasarnya, melansir dari Bursa Efek Indonesia (BEI), saham adalah tanda penyertaan modal atau tanda kepemilikan modal di suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Jika seseorang memiliki saham, maka ia bisa melakukan klaim atas aset perusahaan tersebut dan ikut serta dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

Sederhananya, jika Anda memiliki saham, maka Anda menjadi bagian dari kepemilikan suatu perusahaan. Saham juga sering mendapatkan sebutan sebagai surat berharga. Sebutan ini tentu tidak mengherankan karena memang tanda kepimilikan perusahaan adalah dengan menggunakan surat ini.

Misalnya, Anda berinvestasi atau memiliki saham di perusahaan A, maka Anda memiliki bagian dan berhak mendapatkan sebagian keuntungan yang perusahaan A dapatkan. Keuntungan dari investasi saham meliputi capital gain dan deviden.

Sedangkan obligasi adalah surat pengakuan atau penyertaan utang yang perusahaan atau pemerintah negara keluarkan sebagai tanda utang. Kemudian surat ini nantinya akan diserahkan kepada para pemegang obligasi sekaligus janji untuk membayar utang beserta bunganya berdasarkan jatuh tempo tanggal pembayaran.

Umumnya, perusahaan yang membutuhkan pinjaman modal dari pihak lain lah yang akan mengeluarkan obligasi. Tenor atau lama pinjaman obligasi ini juga akan sangat berbeda-beda lamanya. Bisa dari 5 tahun sampai 30 tahun. Sebutan lain dari obligasi dalam bahasa Inggris adalah bond. 

Baca Juga: Keuntungan Investasi Properti, Pahami Ini!

Perbedaan Saham dan Obligasi yang Harus Anda Pahami 

perbedaan saham dan obligasi
(sumber gambar: pasadana.id)

Sebenarnya, perbedaan saham dan obligasi sangat mudah untuk Anda temukan. Namun, memang masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dengan pasti apa saja perbedaan tersebut. Inilah beberapa perbedaan saham dan obligasi yang harus Anda ketahui:

1. Dari Segi Fungsi 

Fungsi ketika memiliki saham dan obligasi tentu berbeda. Dari pengertiannya, bisa Anda tahu bahwa saham adalah bukti kepemilikan perusahaan. Sementara obligasi adalah bukti piutang. Maka ini juga yang mempengaruhi fungsi obligasi ataupun saham. Ketika memiliki saham, maka saham tersebut akan berfungsi sebagai bukti yang legal dan sah bahwa Anda memiliki bagian dari modal perusahaan tersebut.

Sedangkan, jika Anda memiliki obligasi, fungsi obligasi tersebut adalah sebagai bukti piutang saja. Orang atau pihak yang melakukan penerbitan obligasi adalah pemilik utang, sementara pemegang surat atau yang memiliki obligasi adalah investor.

2. Masa Berlaku Saham dan Obligasi 

Selain fungsi, perbedaan saham dan obligasi juga bisa Anda lihat atau kenali dari masa berlakunya. Jika Anda memiliki saham, maka masa berlakuna tidak terbatas, dalam artian jika sudah membeli suatu saham, maka saham tersebut akan sepenuhnya menjadi milik Anda sesuai dengan jumlah yang sudah Anda beli. Hak kepemilikan Anda baru bisa hilang ketika Anda memutuskan untuk menjual saham tersebut.

Hal ini tentu berbeda dengan obligasi. Sebab, obligasi memiliki masa berlaku atau rentang waktu yang lebih terbatas daripada saham. Masa berlaku ini sudah penerbit tetapkan sesuai dengan kesepakatan atau perjanjikan yaitu sampai tanggal jatuh tempo pembayaran berakhir.

3. Pembagian Keuntungannya 

Perbedaan saham dan obligasi selanjutnya adalah berasal dari pembagian keuntungan. Pemilik saham akan mendapatkan deviden yang merupakan hasil dari keuntungan perusahaan. Besarnya deviden yang Anda dapatkan akan tergantung pada jumlah saham yang Anda miliki dan pendapatan atau keuntungan perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Sehingga jumlahnya tidak menentu tergantung pendapatan perusahaan.

Tentunya, hal ini berbeda jika Anda memiliki obligasi. Sebab, tidak seperti deviden yang tidak tentu, obligasi memiliki ketentuan bunga dan pokok pinjaman yang wajib dilunasi tanpa harus melihat kerugian atau keuntungan yang berasil perusahaan penerbit obligasi dapatkan.

4. Harga Jual Beli dan Keuntungan 

Perbedaan saham dan obligasi selanjutnya adalah dari segi harga jual beli. Harga saham yang Anda miliki bisa terpengaruh oleh berbagai faktor lain selain keuntungan perusahaan. Mulai dari inflasi, adanya gejolak kondisi ekonomi, atau perubahan kondisi sosial politik di suatu negara. Jika hal ini terjadi, harga saham bisa naik namun juga bisa saja turun. Artinya, resiko yang akan Anda hadapi juga lebih besar.

Sementara itu, berbeda dengan obligasi yang resikonya cenderung lebih kecil. Pasalnya, harga dari obligasi akan cenderung lebih stabil dan tidak akan mendapatkan pengaruh dari faktor lain seperti sosial politik, inflasi, dan sebagainya.

Harga jual beli dari kedua instrumen investasi ini nantinya juga akan menentukan besarnya keuntungan yang akan Anda dapatkan. Karena resiko yang saham miliki cenderung lebih besar, maka memang keuntungan investasi saham cenderung lebih besar daripada obliasi. Hal ini sesuai dengan prinsip investasi yaitu, high risk, high return. Artinya, resiko yang besar akan seiring dengan keuntungan yang besar, begitupun sebaliknya.

5. Hak Campur Tangan dari Perusahaan 

Perbedaan saham dan obligasi selanjutnya tidak bias Anda lepaskan dari hak Anda untuk campur tangan pada masalah perusahaan. Setiap pemilik saham, akan memiliki hak untuk turut serta menentukan kebijakan perusahaan. Hak ini bisa Anda gunakan pada kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), sebab pemilik saham memang berhak atas keuntungan atau modal yang perusahaan miliki.

Sementara itu, hal ini akan berbeda dengan obligasi. Karena hanya merupakan bukti surat utang, maka pemilik obligasi tidak akan memiliki hak sama sekali terhadap perusahaan yang menerbitkan obligasi. Artinya, pemilik oblihasi tidak akan bisa ikut campur pada setiap kebijakan perusahaan.

6. Nilai Pajak 

Investor juga akan menanggung nilai pajak yang berbeda dari saham dan obligasi. Jika Anda memiliki saham, maka keuntungan yang Anda dapatkan dari deviden atau keuntungan perusahaan, akan dikenai pajak. Pasalnya,  deviden tersebut masuk ke dalam pendapatan perusahaan. Namun, secara otomatis, besarnya pajak tersebut akan secara otomatis terpotong setelah deviden Anda peroleh. Berbeda dengan obligasi yang merupakan biaya perusahaan. Artinya, obligasi tidak mendapatkan kewajiban pajak.

7. Kebijakan Terkait Saat Likuidasi 

Perbedaan saham dan obligasi yang terakhir adalah kebijakan yang akan berlaku saat likuidasi atau pembubaran perusahaan. Saat likuidasi, artinya suatu perusahaan sudah dinyatakan pailit atau bangkrut. Apabila likuidasi terjadi, pemilik obligasi akan mendapatkan prioritas untuk mendapatkan bunga dari modal sesuai dengan kesepakatan awal.

Sementara itu, untuk pemilik saham akan mendapatkan keuntungan sesuai dengan presentase kepemilikan saham di perusahaan tersebut dari hasil laba terakhir perusahaan. Namun, jika pailitnya perusahaan tidak mendapatkan laba apapun, maka saham menjadi tidak berharga.

Contoh produk dari obligasi dan saham juga berbeda. Untuk contoh obligasi adalah Surat Utang Negara (SUN) dan Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Sementara itu, untuk contoh saham adalah saham dari Bank Central Asia (BCA) dan saham milik PT Sampoerna Tbk.

Lalu, Lebih Untung Saham atau Obligasi?

Setelah memahami perbedaan saham dan obligasi, Anda tentu bisa menggunakan perbedaan tersebut sebagai dasar memilih produk saham atau obligasi sebagai investasi. Pada dasarnya, saham dan obligasi sama-sama untung dan layak Anda pilih. Namun, hal ini harus Anda sesuaikan dahulu dengan profil resiko keuangan Anda.

Profil resiko keuangan adalah seberapa besar kesanggupan Anda untuk menanggung resiko dari investasi yang Anda lakukan. Apabila memang Anda adalah tipe investor agresif dan siap menanggung resiko tinggi dan menginginkan keuntungan yang besar, maka investasi saham akan jauh lebih menguntungkan untuk Anda. Sebab seperti yang sudah Anda tahu, high risk, high return. 

Namun, jika Anda adalah tipe investor yang konservatif atau hanya bisa menanggung resiko yang kecil, tentu obligasi akan lebih tepat. Pasalnya, memang resiko dari obligasi tidak sebesar saham, hanya saja memang keuntungannya tidak sebesar saham. Selain itu, obligasi bisa menjadi pilihan investasi tepat bagi Anda yang akan memasuki masa pensiun.

Itulah perbedaan saham dan obligasi yang harus Anda ketahui. Dari informasi ini, bisa Anda tahu jika saham dan obligasi adalah dua hal yang berbeda. Ada banyak hal yang membedakan keduanya. Selain itu, dua jenis investasi ini sama-sama menguntungkan asal sesuai dengan profil resiko yang Anda miliki.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *